Keseharian saya sebagai Operator Sound System di sebuah instansi Pemerintah. Setiap hari selalu dihadapi dengan yang namanya MIXER audio (Mixer Console / Desk Mixer) bila ada acara yang berhubungan dengan kerja saya. Saya juga sering menggunakan kabel Snake yang berat dalam kapasitas dan juga ada distorsi yang tak bisa dibuang saat saya menggunakan kabel ini. Ini mungkin karena kabel Snake yang saya miliki bukan kualitas nomor satu. Maaf, saya menulisnya dalam bahasa Indonesia. Saya kurang mengetahui apakah ide ini pernah dikembangkan oleh produsen Mixer atau para penulis dan Electronics Designer yang lain.
PERMASALAHAN
Snake Cable vs Data Cable
Saat ini perkembangan teknologi Elektronika berkembang dengan pesat, terutama pengolah ANALOG DIGITAL. Mengapa metode ini tak dikembangkan secara detail dalam Operasi D/A dan A/D (Analog to Digital dan Digital to Analog. Memang sekarang orang sudah menggunakan Mixer Digital dalam penggunaan Sound Panggung, namun masih menggunakan pengkabelan untuk terpasang pada Channel yang banyak pada saluran Audio. Lalu, bisakan kita merubah sistem pengkabelannya tanpa menggunakan kabel Audio (Snake Kabel) untuk jarak jauh (+/- 30 sampai 50 meter). Bila perlu kita hanya mengkoneksikan hanya kabel serat optik yang sangat ringan. Atau sistem ini bisa kita koneksikan pada remote kecil yang ada di tangan kita. Bukankah kita tahu bahwa jarak kabel yang harus dihubungkan untuk Audio harus sependek mungkin agar tidak terjadinya distorsi dan Delay keterlambatan suara saat kita menseting sound panggung untuk keperluan musikal.Pengenalan Audio Mixer Analog (Manual) secara umum
Mixer Audio adalah perangkat pengolahan Audio yang terdiri dari beberapa susunan PRE Amplifier dan Tone Control yang dibentuk dalam sebuah kotak tipis namun lebar, satu baris susunan secara vertikal dinamai Channel. Tiap channel dapat kita lihat tersusun secara vertikal. Di dalamnya sudah mencakup Channel Input dan Output, Pengaturan Gain Sensitive, EQ, Volume Geser, Master Volume dan fasilitas moderen lainnya. Ini yang ingin saya pecahkan dalam 2 metode pengemasan namun terdiri dalam satu 'PAKET MIXER'.Snake Cable to Channel Audio
Sound-man (Sound Operator) biasanya menseting Mixer Audio berhadapan dengan panggung (FOH) agar mereka dapat mengontrol kapasitas bunyi, balancing dan nada yang dikeluarkan oleh Sound System mereka. Pasti mereka menggunakan SNAKE kabel untuk mengkoneksikan semua aliran audio ke Sound Operating ini. panjang kabel ini mungkin saja sampai 100 meter. Para Sound-man biasanya membagi GROUP penomoran kabel ke masing-masing Channel yang dituju dari posisi panggung musikal ke posisi Operator (Mastering Control). Misalkan mereka memposisikan penomoran 1~16 adalah untuk percusi dan Drum, 17~20 untuk Guitar, 21~24 untuk keyboard/ Piano, 30~36 untuk Mic Vocal, Saxophone dan lainnya.Bagaimana cara kita untuk meminimalisir jarak kabel audio ini?
Ide Mixer A/D to D/A yang saya pikirkan
Saya sering membongkar dan memperbaiki Mixer Desk. Malahan dahulu saya (penulis) suka merakit sendiri Mixer Audio dan Power Amplifier. Kadang dalam perangkat pencampur audio ini terdiri dari satu papan circuit tercetak (PCB) yang didalamnya terdapat kelompok susunan yang sama (mirip) antar masing-masing Channel. Pada bagian kanan biasanya merupakan bagian PENCAMPUR (ADDING) dari semua Channel. Ide yang saya pikirkan untuk perangkat Audio Mixer ini adalah dengan cara membagi dua kemasan, nanti kita kupas di bawah ini.Circuit PRE AMP Audio and EQ Control
Untuk sementara komponen ini kita anggap ini sebagai circuit ANALOG Audio. Bagian blok komponen circuit ini memerlukan Shielding yang cukup bagus agar terhindar dari distortion dan humming. Jika anda tak percaya coba anda ON channel Mixer, buka volume sedikit dan hidupkan Power Ampilifier anda, lalu colok kabel sinyal phase positif dikupas dan diletakkan ke tanah/ sentuh dengan tangan (tanpa konektor), hal ini tentu akan menimbulkan derau di speaker. Saya menjumpai/ menemukan bunyi denging tanpa menghubungkan dengan Microphone dari kabel snake yang panjangnya 30 meter pada No. 8. Channel ini saya OFF maka hilanglah bunyi denging ini. Sangat berpengaruh sekali jarak dan kualitas kabel dengan kehandalan bunyi sound system kita.
Digital Audio Processing Control
Digital bisa dikembangkan dengan berbagai macam fasilitas termasuk audio. Dengan penggunaan Digital kita bisa membesarkan dan mengecilkan suara misalkan pada televisi yang menggunakan Infra Red (remote) jarak jauh. Coba anda perhatikan jarak kabel (audio) Speaker dan blok Amplifier pada televisi sangat dekat sekali. Dengan penggunaan Controling Menu kita bisa memproses audio melalui pengaturan yang lain, misalkan menyetel suara bass, balance, suara treble dan lainya.Link Data Cable Transfer, Analog Audio to Digital Audio Processing Control with Display Touch Screen
Ini yang merupakan pemikiran saya. Sebelumnya saya membicarakan bahwa kita membagi menjadi "2 box komponen" dalam satu paket perangkat Mixer, jadi seolah kita telah membelah Mixer Audio ini menjadi dua bagian. Dua kotak yang saya maksudkan adalah;1. Analog Audio Box
Sirkuit ini untuk memproses bidang Elektronik suara (asupan sinyal suara), terdiri dari Block Circuit: Channel Input, Pre Amplifier, EQ, Gain dan Volume. Sirkuit ini jaraknya cukup dekat dengan panggung Band. Semua Channel Input masuk ke perangkat ini. Sirkuit ini mungkin bisa kita desain dengan jumlah 40 channel atau lebih. Jadi jarak kabel dengan pemain band yang ada di panggung tidak terlalu panjang. Namun diperlukan sebuah alat pengatur kontrol ke Master (Operator) yang berada di depan panggung. Kita memerlukan alat converting agar fungsi pengaturan suara bisa diatur oleh Sound-man. Setelah sistem ini sudah dilengkapi Converting A/D to D/A kemudian data tersebut kita transfer ke Master Controling Pusat (Operator). Dalam Converting A/D D/A ini terdapat juga BUS I/O untuk menerima dan mengirim data Audio. Semoga anda paham apa yang saya maksudkan.2. Digital Processing Audio(Mastering Control) Box
Kita sebut saja bagian ini adalah Mastering Processor Center. Mastering Processor ini berada pada Sound Operator yang berada di depan panggung. Bagian sirkuit ini untuk mengerjakan, mengatur dan mengolah proses Audio yang telah diterjemahkan oleh proses Analog to Digital, jadi di sini kita sudah mendapati sinyal digital agar dapat diproses oleh Processor. Dalam Processor terdapat menu-menu untuk mengatur posisi kanal. Dalam menu terdapat pemprosesan Gain, EQ, AUX Send, Panpot, FX send, Group, dan Volume kanal.Dalam era modern sekarang ini kita bisa mengatur semua perintah penyetelan hanya dengan memainkan telunjuk saat kita menyentuh Touch Screen untuk mengatur menu-menu display. Atau bila menginginkan kesan KLASIK maka di dalam kotak Mastering kita buat menggunakan fasilitas manual berupa "Potensio putar atau geser" namun dengan fungsi Digital Scrolling Potentiometer. Digital Scrolling ini berfungsi untuk membesarkan dan mengecilkan Level dan Gain, melebarkan dan mempersempit range frekuensi nada, dan fungsi-fungsi lainnya.
3. A/D to D/A Converting Transfers Cable
Banyak cara untuk mentransfer Converter data impulse A/D to D/A. Kita bisa mengirim dan menerima data melalui kabel khusus, bisa juga dengan wireless, Infra red dan lainnya.Saya akan melakukan upgrade untuk artikel ini, terutama gambar blok diagram.
Baca juga artikel yang lain tentang :
- Pengenalan dan Fungsi Fasilitas pada Mixer Sound System
- Fungsi Aux, FX Send pada Mixer dan Cara Mengkoneksikannya
Penutup
Ternyata perkembangan peralatan Elektronik Audio kian maju. Saya melihat teman saya ada yang menggunakan pengaturan mixer sound system menggunakan Ipad. Alat ini sebagai operasional seluruh menu dalam pengaturan saluran audio yang ada di tangan kita. Sungguh canggih.Terimakasih. Semoga bermanfaat.